Rabu, 06 Oktober 2010

Pengantar Penyakit Ikan

Penyakit dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan ganguan baik fisik maupun fisiologis dimana gangguan ini dapat disebabkan oleh organisme lain, kondisi lingkungan atau campur tangan manusia. Sedangkan sakit adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan atau ketidaknormalan pada fungsi fisik maupun fisiologis tubuh organisme.

Apabila dihubungkan dengan ikan, maka penyakit ikan adalah suatu kondisi yang tidak normal yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh ikan secara bertahap atau langsung dalam mempertahankan atau memelihara fungsi normal fisik maupun fisiologis ikan. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan sama dengan penyakit yang menyerang organisme lainnya dimana penyakit tersebut tidak datang begitu saja.

Penyakit yang menyerang organisme, termasuk ikan terjadi melalui proses hubungan dengan beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, kondisi inang, dan adanya organisme maupun mikroorganisme patogen. Hal ini berarti juga bahwa penyakit dapat terjadi manakala adanya interaksi yang tidak seimbang antara faktor biotik (organisme maupun mikroorganisme) dan faktor abiotik (lingkungan) di dalam suatu ekosistem dimana ikan tersebut berada. Penyakit yang melibatkan mikroorganisme dan parasit lebih dikenal dengan istilah penyakit infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh selain mikroorganisme dan parasit, misalnya faktor fisika kimia perairan, stress, dan sebagainya dikenal dengan istilah penyakit non-infeksi.

Permasalahan penyakit ikan ini tidak bisa dianggap remeh. Serangan penyakit terkadang membuat petani ikan kelabakan dan bahkan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit akibat kematian massal ikan peliharaannya. Pada tahun 2002, penyakit koi herpes virus diseases (KHVD), yaitu sejenis virus yang berasal dari Afrika, menyerang ikan mas (carp) dan menimbulkan kematian massal di Jawa Timur dan kemudian menyebar ke Jawa Tengah serta Jawa Barat. Di daerah Jawa Barat, kematian ikan yang tercatat mencapai 7000 ton selama periode Mai sampai Agustus 2002. Kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini bahkan dapat mencapai 100%. Permasalahan tersebut hanyalah contoh kecil dari serangan penyakit pada ikan. Beberapa agen infeksius lainnya, seperti bakteri, jamur, maupun parasit juga memberi konstribusi terhadap terkendalanya perkembangan sektor perikanan budidaya. Sakit bahkan kematian yang dialami ikan dapat berlangsung secara kronis hingga akut. Transmisi penyakit ikan secara umum dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal, penyakit ditularkan dari induk (parental) ke keturunannya (offspring). Sedangkan secara horizontal, penyakit disebarkan melalui kontak fisik ikan dan lingkungan yang sehat dengan ikan yang sudah terjangkit penyakit. Oleh karena itu, informasi tentang gejala-gejala ikan sakit sangat penting sehingga dapat dilakukan pengobatan. Beberapa gejala ikan yang sakit antara lain ikan yang malas untuk makan, pergerakan yang tidak beraturan dan tidak normal, peningkatan aktivitas respiratori, perubahan wana, perubahan bentuk, pergerakan sering ke dasar perairan, kerusakan pada tubuh dan kulit, peningkatan lendir, asites (penggelembungan), nekrosis (kerusakan jaringan), exopthalmia (akumulasi cairan di mata), hemorrhage (pendarahan internal), septicemia, ulcer (borok), granuloma (bintil), fin rot (kerusakan ekor), timbul bercak putih, dan bahkan kematian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar